KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN YANG MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
A.
Pengertian
Media
Kata media
berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara
atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar pesan
dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely mengatakan bahwa media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru buku teks, dan lingkungan
sekolah merupakan media. Secara lebih khusus pengertian media dalam proses
belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis,
atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi
visual atau verbal.[1]
B.
Peran
Media Sebagai Alat Komunikasi
Dalam proses
pembelajaran, media memiliki kontribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas
pembelajaran. Kehadiran media tidak saja membantu pengajar dalam menyampaikan
materi ajarnya, tetapi memberikan nilai tambah kepada kegiatan pembelajaran.
Hal ini berlaku bagi segala jenis media, baik yang canggih dan mahal, ataupun media
yang sederhana dan murah.[2] Kemp
dan kawan-kawan (1985) menjabarkan sejumlah kontribusi media dalam kegiatan
pembelajaran antara lain sebagai berikut :
1.
Penyajian
materi ajar menjadi lebih standar
2.
Kegiatan
pembelajaran dapat menjadi lebih menarik
3.
Kegiatan
belajar dapat menajadi lebih interaktif
4.
Waktu
yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi
5.
Kualitas
belajar dapat ditingkatkan
6.
Pembelajaran
dapat disajikan dimana dan kapan saja sesuai dengan yang diinginkan
7.
Meningkatkan
sifat positif peserta didik dan proses belajar menjadi lebih kuat atau baik
8.
Memberikan
nilai positif bagi pengajar
Menurut Heinich, dkk (1996)
kontribusi media dalam proses pembelajaran secara lebih global ditinjau dari
kondisi berlangsungnya proses pembelajaran, seperti berikut :
a)
Proses
pembelajaran yang bergantung pada kehadiran pengajar: Pada kondisi ini,
penggunaan media dalam proses pembelajaran umumnya bersifat sebagai pendukung
bagi pengajar.
b)
Proses
pembelajaran tanpa kehadiran pengajar: Media dapat digunakan secara efektif
pada pendidikan formal dimana pengajar yang karena suatu hal tidak dapat hadir
dikelas atau tengah bekerja dengan peserta didik lain.
c)
Pendidikan
jarak jauh: Peranan media dalam pendidikan jarak jauh mampu mengatasi masalah
jarak, ruang, dan waktu.
d)
Pendidikan
khusus: Media memiliki peran yang penting dalam pendidikan bagi peserta didik
yang memiliki keterbatasan kemampuan, misalnya mereka yang memiliki
keterbelakangan mental, tuna netra, atau tuna rungu.[3]
C.
Klasifikasi
dan Macam-macam Media Pembelajaran
Media pembelajan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klsifikasi
tergantung dari sudut mana melihatnya.
1.
Dilihat
dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:
a. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau
media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
b.
Media
visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur
suara. Yang termasuk ke dalam media ini adalah film slide, foto, transparansi,
lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafi.
c.
Media
audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga
mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, bebagai
ukuran film, sllide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap
lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandunng kedua unsur jenis media yang
pertama dan kedua.
2.
Dilihat
dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke dalam:
a.
Media
yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi.
Melalui meia ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang
aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.
b.
Media
yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu, seperti film
slide, film, video, dan lain sebagainya.
3.
Dilihat
dari cara atau teknik pemakaiannya, mwdia dapat dibagi ke dalam:
a.
Media
yang diproyeksikan, seperti film, slide, transparansi, dan lain sebagainya.
Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus, seperti film
projektor untuk memproyeksikan film, slide projektor untuk memproyeksikan film
slide, Over Head Projektor (OHP) untuk memproyeksikan transparansi. Tanpa
dukungan alat proyeksi semacam ini,maka media semacam ini tidak akan berfungsi
apa-apa.[4]
b.
Media
yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan lain
sebagainya.
Menurut
Rudy Brets, ada 7 (tujuh) klasifikasi media, yaitu:
1)
Media
autovisual gerak, seperti: film suara, pita video, film tv.
2)
Media
audiovisual diam, seperti: film rangkaian suara.
3)
Audio
semigerak, seperti: tulisan jauh bersuara.
4)
Media
visual bergerak, seperti: film bisu.
5)
Media
visual diam, seperti: halaman cetak, foto, microphone, slide bisu.
6)
Media
audio, seperti: radio, telepon, pita audio.
7)
Media
cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri.
Disamping itu,
ada juga yang mengelompokkan media dengan membedakan antara media rumit mahal
(big media) dan media sederhana murah (little media). Kategori big media,
antara lain: komputer, film, slide, program video. Sedangkan little media
antara lain: gambar, realitas sederhana, sketsa, dan sebagainya. Sedangkan
klasek membagi media pembelajaran sebagai berikut: media visual, media audio,
media display, pengalaman nyata dan simulasi, media cetak, belajar terpogram,
fan pembelajaran melalui komputer atau sering dikenal program computer aided
instruction (CAI).[5]
Pengklasifikasian
sebagaimana yang telah dibahas pada uaraian terdahulu menjelaskan karakteristik
atau ciri-ciri spesifik masing-masing media berbeda satu dengan yang lainnya
sesuai dengan tujuan dan maksud pengelompokan. Kita dapat mengetahui
karakteristik media menurut tinjauan ekonomisnya, lingkkup sasaran yang
diliput, kemudahan kontrolnya oleh si pemakai dan sebagainya. Juga dapat
dilihat dari kemampuan membangkitkan rangsang indera penghlihatan, pendengaran,
peraba, percakapan, maupun penciuman, atau kesesuaian dengan tingkat hirarki
belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Kemp (1975) merupakan dasar pemilihan
media sesuai dengan situasi belajar tertentu, sebagaimana dikemukakannya
sebagai berikut : “The question of what media attributs are necessary for a
given learning situation become the basis for media selection.” Sebagaimana
yang juga dikatakan Arief S. Saduiman (1986) bahwa klasifikasi media,
karakteristik media, dan pemilihan media merupakan kesatuan yang tidak
terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran.[6]
D.
Penggunakan
Media Pengajaran dalam Proses Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu
kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat
mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada
perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial agar
dapat dipengaruhi sebagai individu dan makhluk sosial. Dalam mencapai tujuan
tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui
proses pengajaran.
Lingkungan belajar
yang diatur oleh guru mencakup tujuan pengajaran, bahan pengajaran, metodologi
pengajaran dan penilaian pengajaran. Unsur-unsur tersebut biasa dikenal dengan
komponen-komponen pengajaran. Tujuan pengajaran adalah rumusan kemampuan yang
diharapkan dimiliki para siswa setelah ia menempuh berbagai pengalaman
belajarnya pada akhir pengajaran.
Pengajaran adalah seperangkat materi keilmuan yang terdiri atas
fakta, konsep, prinsip, generalisasi suatu ilmu pengetahuan yang bersumber dari
kurikulum dan dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Metodologi
pengajaran adalah metode dan teknik yang digunakan guru dalam melakukan
interaksinya dengan siswa agar bahan pengajaran sampai kepada siswa, sehingga
siswa menguasai tujuan pengajaran.
Dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol
yakni metode pengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar.
Sedangkan penilaian adalah alat untuk mengukur atau menentukan taraf tercapai
tidaknya tujauan pengajaran. Dapat disimpulkan bahwa kedudukan media pengajaran
sebagai alat bantu mengajar ada dalam komponen metodologi, sebagai salah satu
lingkungan belajar yang diatur oleh guru.[7]
E.
Fungsi
Dan Manfaat Media Pendidikan
Dalam suatu
proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan
media pengajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode
mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai,
meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih
media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan
siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung. Dan konteks pembelajaran termasuk
karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu funfsi
utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan
oleh guru.[8]
Hamalik (1986)
mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar
dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan behkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa. Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran
akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan
isi pelajaran pada saat itu. Di samping membangkitkan motivasi dan minat siswa,
media pengajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan
data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan
informasi.
Levie dan Lentz
(1982) mengemukakan empat fungsi media pengajaran, khususnya media visual,
yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris.
Fungsi atensi
media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa
untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual
yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal
pelajaran siswa tidak tertarik denganmateri pelajaran atau mata pelajaran itu
merupakan salah satu mata pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga
mereka tidak memperhatikan.
Fungsi afektif
media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau
membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat mengunggah emosi
dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.
Fungsi kognitif
media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa
lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuanuntuk memahami dan
mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
Fungsi
kompensatoris media pengajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media
visual yang memberikan konteks untuk memehami teks, membantu siswa yang lemah
dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya
kembali. Dengan kata lain, media pengajaran berfungsi untuk mengakomondasikan
siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan
dengan teks atau disajikan secara verbal.[9]
F. Prinsip-Prinsip Pemilihan dan Penggunaan
Media
1.
Prinsip
Pemilihan Media
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan
dalam pemilihan media, diantaranya :
a.
Pemilihan
media harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
b.
Pemilihan
media harus berdasarkan konsep yang jelas.
c.
Pemilihan
media harus disesuaikan dengan karakteristik siswa.
d.
Pemilihan
media harus sesuai dengan gaya belajar siswa serta gaya dan kemampuan guru.
e.
Pemilihan
media harus sesuai dengan kondisi lingkungan.
Selain pertimbangan prinsip diatas, untuk memilih media dapat
menggunakan pola ACTION, yaitu Access, Cost, Technology, Interactivity,
Organization, Novelty.
1)
Access
Kemudahan akses
menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media. Apakah media yang kita
perlukan itu tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan oleh murid? Misalnya, kita
ingin menggunakan media internet, perlu dipertimbangkan terlebih dahulu apakah
ada saluran untuk koneksi ke internet? Akses juga menyangkut aspek kebijakan,
misalnya apakah murid diizinkan untuk menggunakannya?
2)
Cost
Biaya juga
harus dipertimbangkan. Banyak jenis media yang dapat menjadi pilihan kita.
Media canggih biasanya mahal. Namun, mahalnya biaya itu harus kita hitung
dengan aspek manfaatnya. Semakin banyak yang menggunakan, maka unit cost
dari sebuah media akan semakin menurun.
3)
Technology
Mungkin saja
kita tertarik kepada satu media tertentu. Tetapi kita perlu perhatikan apakah
teknologinya tersedia dan mudah menggunakannya? Katakanlah kita ingin
menggunakan media audiovisual dikelas. Perlu kita pertimbangkan, apakah ada
jaringan listrik, apakah voltase listriknya memadai?
4)
Interactivity
Media yang baik
adalah media yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas.
Setiap kegiatan pembelajaran yang anda kembangkan tentu saja memerlukan media
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.
5)
Organization
Pertimbangan
yang juga penting adalah dukungan organisasi. Misalnya, apakah pimpinan sekolah
mendukung? Bagaimana pengorganisasiannya?.
6)
Novelty
Kebaruan dari
media yang anda pilih juga harus menjadi pertimbangan. Media yang baru biasanya
lebih baik dan menarik bagi siswa.
2.
Prinsip
Penggunaan Media Pembelajaran
Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pada setiap
kegiatan belajar mengajar adalah bahwa media digunakan dan diarahkan untuk
mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami materi pelajaran. Dengan
demikian, penggunaan media bukan hanya dipandang dari sudut kepentingan guru
saja, tetapi juga harus dipandang dari sudut kebutuhan siswa.
Agar media pembelajaran benar-benar digunakan untuk membelajarkan
siswa, maka ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan, diantaranya :
a.
Media
yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
b.
Media
yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran media yang akan
digunakan harus sesuai dengan kompleksitas materi pembelajaran.
c.
Media
pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa.
d.
Media
yang akan digunakan harus memperhatikan efektivitas dan efisien.
e.
Media
yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya.[10]
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad , Azhar.
2000. Media Pengajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
B. Uno, Hamzah
dan Nina Lamatenggo. 2011. Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Sanjaya, Wina.
2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran . Jakarta : Kencana.
Sudjana, Nana
dan Ahmad Rivai. 2010. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
Algensindo.
Usman, M.
Basyiruddin dan Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat
Pers.
Post a Comment