Transfer of Knowledge

Belajar Cinta dari AAC

Oleh: Hery Nugroho
(Dimuat di Buletin RISMA JT edisi 8 bulan April 2008)


Seringkali orang memandang cinta dimaknai sebagai kasih sayang antara laki-laki dan perempuan. Bagi remaja, cinta dimaknai sebagai rasa senang kepada lawan jenis –kemudian banyak orang menyebutnya sebagai pacaran. Sebagai bentuk cinta kepada pasangannya, setiap malam minggu apel ke rumah atau kos sang idola.
Selain itu juga diwujudkan dengan jalan bersama, makan bersama, kuliah bersama. Pokoknya serba bersama. Bahkan beberapa waktu yang lalu, seorang pelajar setingkat SMP hanya berkenalan melalui chatting(ngobrol lewat internet) kemudian berlanjut copy darat dan menyatakan cinta mati kepada kekasihnya. (Suara Merdeka, 17/4/2008) Atau orang Inggris menyebutnya Love is blind (cinta buta).
Di sini mungkin pelajar tersebut terinspirasi dari cerita Romeo and Juliet atau Laela dan Majnun yang rela mati untuk kekasihnya. Atau bisa juga mencontoh kisah percintaan yang di lihat di media elektronik. Menggandeng tangan, kissing(mencium), memeluk, dianggap sebagai hal biasa dalam berpacaran. Makanya jangan kaget kalau ada sebuah penelitian, bahwa banyak pelajar dan mahasiswa di Kota besar pernah melakukan hal itu. Tidak hanya itu, ada yang menganggap kalau belum making love (berhubungan badan) berarti cintanya masih dipertanyakan.
Gambaran gaya pacaran di atas, secara santun dianulir Habiburrahman El Shirazy dalam Novel Ayat-Ayat Cinta (AAC) atau Filmnya. Secara tidak langsung melalui novelnya kita akan belajar bagaimana cinta sesungguhnya atau sering disebut cinta sejati. Dalam tulisannya, cinta sejati adalah cinta setelah pernikahan. Cinta kepada manusia tidak boleh mengalahkan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.
Pacaran
Bagi masyarakat Indonesia istilah pacaran, bukanlah hal yang asing lagi. Memang belum ada definisi pasti tentang istilah pacaran. Melihat gejala yang ada, cenderung gaya pacaran sekarang tidak jauh yang saya gambarkan di atas. Tetapi Fahri memaknai “pacaran” sebagai taaruf (saling mengenal). Itupun hanya sebentar dan sebelum melakukan dan memutuskan melakukan sholat istikhoroh serta meminta do’a ibunya.
Dalam hubungannya dengan lawan jenis, seorang laki-laki tidak boleh menyentuh perempuan kecuali mahramnya. Ini selalu dipegang oleh Fahri, walaupun banyak kesempatan baik ada orang maupun tidak ada orang dia bisaistiqomah memegang prinsip. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Sangat luar biasa. Saya membayangkan, bagaimana kalau di Indonesia ada 1000 Fahri di Indonesia, orang tua tidak akan khawatir anaknya kuliah dimanapun tempatnya. Satpol PP tidak harus pusing-pusing melakukan razia pasangan yang tidak resmi di hotel, losmen.
Cinta tidak harus menuruti hawa nafsu. Di dalam hidup ini Allah menciptakan manusia dua potensi, yakni buruk (fujur) dan baik (taqwa). Sangat beruntung orang mensucikan. (QS. Al-Syams: 8-9) Potensi taqwa ini dipegang dan dilaksanakan Fahri sehingga dia mendapatkan keberuntungan yang luar biasa atau dalam bahasa pesantren disebutkan sebagai halawah al-taqwa (manisnya taqwa). Fahri lahir dari keluarga miskin bisa kuliah S2 di Universitas Al-Azhar Mesir, menikah mendapatkan Aisha, keluarga kaya raya, cantik serta cerdas. Dan atas desakan istrinya untuk menyelematkan Maria serta untuk anaknya akhirnya menikah lagi dengan Maria, gadis yang tidak kalah cantiknya serta cerdas. Pemuda mana yang tidak mau.
Sebaliknya kalau manusia hanya menggunakan fujur atau dalam bahasa Imam Ghazali nafsu lawwamah (nafsu yang paling rendah), maka yang terjadi cintanya Noura yang tega menfitnah pujaan hati karena cintanya tidak kesampaian. Kondisi ini, menurut Sigmund Freud digolongkan orang yang selalu mengedepankan id (keinginan atau hasrat) saja. Segala cara dilakukan, asal tujuannya dicapai. Saya ingat ungkapan, cinta ditolak, dukun bertindak. Meskipun berbeda, tetapi esensinya sama, menghalalkan segala cara. Akhirnya, betul kata pepatah, siapa salah, seleh. Buktinya, Fahri lepas dari tuduhan telah melakukan pemerkosaan.
Bagi orang mengedepankan fujur, maka dia termasuk orang-orang yang merugi. Tidak pandang bulu orangnya. Mulai dari petani, nelayan, pejabat, sampai ulama bisa saja melakukan hal ini.
Cinta terhadap sesama
Selain itu, kita juga bisa belajar tentang cinta terhadap sesama manusia khususnya antaragama. Hal ini bisa dilihat bagaimana hubungan Fahri dengan keluarga Boutros yang kebetulan Kristen Koptik. Dalam keseharian, tidak ada sekat sedikitpun. Seperti keluarga sendiri. Tidak ada gesekan, kecurigaan antara satu sama lain. Seringkali orang ketika menolong atau berteman melihat dulu agamanya terlebih dahulu. Dalam Islam orang yang nonmuslim, asal tidak memusuhi maka wajib dilindugi. Tidak boleh dimusuhi
Di samping itu, pandangan universal ditunjukkan Fahri terhadap Alicia, wartawan Amerika Serikat (AS) dan ibunya. Banyak orang yang antipati terhadap Amerika Serikat, karena telah menghancurkan Negara Irak, Palestina, Afghanistan. Karena terlalu antipati terhadap Negara Paman Sam, sampai masyarakatnya harus dibenci. Ketika penulis mendapatkan kesempatan berkunjung untuk melihat langsung kondisi masyarakat Amerika Serikat selama kurang lebih satu bulan tidak semua orang suka dengan perang di Timur Tengah. Bahkan saya melihat di Chicago USA, ribuan orang berdemonstrasi anti perang Irak.
Kebetulan pemerintah sekarang dibawah kendali Goerge W Bush mempunyaipolicy seperti itu. Masyarakat AS terkenal dengan masyarakat yang kritis, sehingga ketika pemilihan parlemen, partai yang mengusung Bush kalah. Selain itu masyarakat AS berpandangan bahwa perang di Irak hanya menghamburkan uang Negara. Padahal uang yang dipakai adalah uang pajak rakyat yang semakin tinggi. Makanya beberapa waktu yang lalu sampai tulisan ini dibuat AS terancam resesi ekonomi.
Memang banyak masyarakat AS yang salah paham dalam memahami Islam, khususnya masalah jihad. Termasuk yang dialami Alicia memang benar-benar terjadi. Begitu juga ketika saya dan rombongan bertemu dengan John Edwars, salah satu senator asal Illinois USA dan pejabat Deplu juga menanyakan tentang Islam. Karenanya, langkah tepat yang dilakukan Fahri untuk menerjemahkan buku karya Prof. Dr. Abdul Wadud Shalabi yang berjudul “Limadza yakhaafunal Islam”.
Dengan adanya buku tersebut, minimal akan membantu meluruskan pemahaman yang salah terhadap Islam. Dengan kata lain sebagai  public relation-Nya Islam di Barat. Atau juga perlu public speaker seperti Fahri ketika menjelaskan kepada Alicia tentang diperbolehkan memukul seorang istri. Di Barat, hal ini dianggap menghina martabat wanita. Pertanyaan ini dijawab Fahri dengan cerdas dan rasional, yang akhirnya bisa dipahami Alicia.


https://belajarpai.wordpress.com/2011/09/29/belajar-cinta-dari-aac/#more-106

Tidak ada komentar

Cara Membuat Blog di Blogger

Cara Membuat Blog Sebelum membuat blog di blogger, saya menyarankan Anda untuk memiliki akun email di Google mail. Ini akan memudahkan...